NYALANYALI.COM – Perawakannya mungil, berkulit kuning langsat dengan pembawaan ceria. Panggil saja dia Rara, Bernama lengkap Radhina Dzahabiyyah Ya’lafunaa. Gadis cilik yang selalu optimis dan mempunyai cita-cita tinggi.
Telah menyelesaikan pendidikan dasar yang ia tempuh selama enam tahun. Meskipun berhasil masuk ke sekolah negeri favorit dikotanya melalui jalur prestasi, tetapi tak membuatnya puas diri.
Bukan perkara mudah memang, juga bukan merupakan pencapaian tertinggi. Mendapat keringanan dari pemerintah sebagai siswa dengan predikat “lulusan pandemi” walaupun ia tak sendiri. Metode belajar online yang dilalui selama hampir dua tahun secara online, sedikit banyak telah mempengaruhi pola pikir dan kebiasaannya.
Menjadi kaum “rebahan” yang harus selalu berinovasi, sesuatu yang terkadang terdengar mustahil namun pasti untuk dijalani.
Beruntung bagi Rara yang sudah terbiasa hidup mandiri, membantu perekonomian keluarga semenjak dini bersama adik tercinta. Walaupun tak seberapa namun cukup membuat orang tua bangga. Menjadi penjual jajanan dan sering disebut Sang Ibu pengusaha cilik, untuk membesarkan hatinya.
Terbiasa mendapatkan bully-an verbal, bahkan pernah mendapatkan hadiah kepalan tangan teman bermain dikepalanya hanya karena ia ditakdirkan menjadi yatim tak pernah membuatnya rendah diri ataupun berkecil hati. Hal itu malah membuatnya makin berusaha menggali potensi diri. Menatap hari dengan penuh tekat dalam hati.
Diusianya yang baru duabelas tahun, ia sudah memiliki tiga buah buku antologi. Satu berisikan puisi, dua lagi berupa cerpen tentang curahan hati yang tak mampu ia ucapkan lewat lisan. Isi tulisan yang selalu mengikuti suasana hati.
Bukan bermaksud tinggi hati, Rara hanya ingin ia bisa menginspirasi teman-teman yang mempunyai nasib sama dengannya. Rara hanya ingin menunjukkan bahwa ia mampu berprestasi dan terbang lebih tinggi dari mereka yang mencoba merendahkan dan menjatuhkan mentalnya.
Tak ada yang harus disalahkan bila harus hidup tanpa ayah, tak akan jatuh gengsi bila harus bekerja semenjak dini, tak perlu juga harus berbangga diri bila bisa berprestasi.
Rara tetaplah Rara dengan semua keceriannya, airmata yang pernah jatuh membasahi pipi tak cukup mampu untuk membuatnya bersedih hati.
Gadis cilik penuh empati, selalu membuat nyaman orang disekitarnya dengan cara uniknya sendiri.
Malang, 10 Agustus 2021
DWI RATNA