NYALANYALI.COM, Kisah – Namaku Bulan. Sebut saja begitu. Aku yatim sejak usia lima tahun. Anak bungsu dari tiga bersaudara.
Semula ibuku menjadi tulang punggung keluarga, sebelum tangan kanannya patah. Setelah tangan patah, ibuku tidak lagi bisa bekerja membantu pekerjaan di rumah orang kaya.
Kemudian abang-ku mengalah, tidak melanjutkan sekolah. Setamat SMP abang bekerja pada sebuah toko agen sembako. Abang lah yang memenuhi kebutuhan kami, aku dan ibu.
Mbak-ku sudah berkeluarga dengan ekonomi yang tidak jauh dengan keadaan aku dan ibu.
Aku tinggal di kontrakan yang sangat sederhana kalau tidak boleh dibilang kumuh, seharga 200 ribu/ bulan.
Kontrakan di lantai dua, kamar beralaskan kayu hanya bisa untuk membentangkan kasur lusuh untuk tidur aku dan ibu. Abang tidur di tempat lain.
Tadinya aku bisa mengikuti belajar daring dari rumah, meski dengan hp sederhana. Ketika hp rusak dan tidak bisa diservis, aku bingung. Mau beli baru tentu tidak mampu.
Sekolah memberiku solusi untuk belajar dengan menggunakan fasilitas sekolah. Beberapa kali aku ke sekolah. Beberapa guru memberiku uang untuk ongkos. Bahkan aku juga dapat makan siang.
Tapi ketika uang ongkosku habis, aku tak lagi bisa ke sekolah. Aku diijinkan numpang belajar di rumah bu guru yang terdekat dengan rumah, meski aga jauh juga kalau kutempuh dengan jalan kaki. Tapi setidaknya aku bisa mengerjakan pekerjaan sekolah dengan baik.
Tiba-tiba bu guru datang bawa hp baru buat aku belajar. Aku senang sekali. Semoga hp baru ini awet dipakainya dan meningkatkan prestasi belajarku.
Terimakasih kepada Bapak, Ibu, Om dan Tante donatur atas hadiah HP barunya. Mohon dukungan doa dan semangat agar Bulan semakin semangat mengikuti belajar daring dari rumah dengan pencapaian yang baik.
Jakarta, 17 Februari 2021
NUNING INDRIASTIUTI SUDARMO