Asal Muasal Danau Sentani: Hawa, Hae, Naro

NYALANYALI.COM – Ada beberapa versi cerita rakyat tentang terjadinya Danau Sentani. Cerita yang paling umum mengisahkan air Danau Sentani adalah air yang dibeli dengan harta karun berupa gelang kristal (Heba), dan tiga biji manik-manik, bahasa Suku Sentani menyebut dengan Hawa, Hae, dan Naro. 

Kisahnya bermula pada saat terjadi bencana kekeringan yang melanda seluruh daerah Sentani yang berdampak langsung pada kehidupan rakyat. Sebagai salah satu kepala suku, Ondofolo langsung mengajak Hoboy pergi membeli air keabadian (air yang tak pernah berhenti mengalir) kepada Dobonay (penguasa air) di Gunung Robonsolo (Sekarang Cycloop).

Setelah transaksi jual beli selesai, Dobonay berpesan, jika dalam perjalanan pulang membawa air nanti, tidak diperkenankan berburu hewan apapun. Namun pesan itu dilanggar karena tergiur hewan yang ditemui saat pulang. Beberapa cerita menyebutkan burung kasuari, dan ada pula yang mengatakan seekor babi gemuk. 

Namun ketka anak panah mengenai sasaran, hewan buruan tersebut menghilang bersamaan dengan air keabadian yang tadi di bawa. Sesaat kemudian datanglah air bah yang menenggelamkan semua hingga membentuk telaga besar. 

Kejadian ini dibayar mahal dengan tenggelamnya anak dan istri Ondofolo Wali. Namun karena keteguhan dan rasa tanggung jawab sebagai pemimpin, Ondonfolo tetap mengajak seluruh rakyatnya untuk bersyukur atas pemberian air yang berlimpah. 

Membentuk telaga yang terbentang dari Nolobu (Timur) Kampung Yokiwa hingga Waibu (Barat) Kampung Doyo dan sekitarnya. Dan kini dikenal dengan nama Danau Sentani sebagai kekayaan alam yang luar biasa.

Bagikan :

Advertisement