Saya Positif Covid-19

NYALANYALI.COM, Kisah – Saya perlu waktu agak lama untuk menyampaikan ini secara terbuka kepada publik. Selain saya perlu waktu menenangkan diri, saya juga menjaga keadaan Ibu saya. Walaupun beliau tidak punya akun media sosial, tapi informasi ini pasti akan tersampaikan kepada orang-orang terdekat dan saya tidak ingin beliau mengetahui lebih dulu dari orang lain. Sejak kemarin saya perhatikan keadaan beliau sehat-sehat saja, jadi sebelum saya menulis ini, Ibu saya sudah tahu keadaan kami yang sebenarnya.

Namun demikian, untuk kepentingan penelusuran, riwayat perjalan dan kontak saya sejak Kamis 10 Desember 2020 hingga 17 Desember 2020, sudah saya buat dan serahkan pada tanggal 17 Desember 2020 atas petunjuk Dokter dan Tim Gugus Covid-19 Donggala.

Saya mulai mengalami gejala seperti flu (batuk kering, tenggorokan sakit, demam dan pusing) sejak hari Minggu 13 Desember 2020. Gejala bertambah diare dan penciuman menurun sedikit demi sedikit dan akhirnya di hari Kamis 17 Desember 2020 kemampuan penciuman saya hilang sama sekali. Setelah saya laporkan kepada Dr. Masye, dokter keluarga kami, tindakan swab antigen (rapid) dan PCR dilakukan kepada kami sekeluarga dan salah seorang staf kantor PN Donggala, hari itu juga. Hasilnya rapid antigen saya reaktif sedangkan yang lain non reaktif. Hasil swab kami terima tanggal 21 Desember 2020. Saya positif, yang lain negatif.

Selama menunggu hasil swab, masalah terberat bagi saya adalah serangan psikologis. Menghadapi panik yang tiba-tiba muncul. Dalam keadaan seperti itu, nafas saya menjadi berat, cemas, keringat dingin mengucur dan kebingungan. Ini bisa terjadi saat di kamar mandi ketika mencuci, ketika minum air, ketika berjemur, ketika rebahan dan di lain lain waktu.

Saya bersyukur sekali, istri saya tetap tenang dan membantu dengan baik. Juga Dokter Erwin, Kepala Puskesmas Donggala dan Dr. Masye, sangat paham bagaimana cara menenangkan saya.

Dokter Erwin menerima semua keluhan dan menanggapi setiap masalah yang saya sampaikan, dengan sikap seperti keluarga. Beliau tidak hanya memberikan petunjuk-petunjuk medis, memberikan informasi mengenai banyak hal tentang perkembangan virus ini dan berbagai dampaknya, bahkan juga memberikan berbagai solusi-solusi yang terbaik untuk menjaga keadaan keluarga.

Pimpinan Pengadilan Negeri Palu Pak Ketua dan Pak Wakil selalu menenangkan saya agar tidak terbebani hal-hal lain selain fokus untuk kesembuhan. Begitu pula Pak Ketua Pengadilan Negeri Donggala memberikan dorongan moral agar kami lekas sembuh.

Satuan Tugas Covid-19 PN Palu yang dikomandoi Pak Panji, bersama Pak Firman yang memiliki pengalaman melawan Covid19 juga memberikan banyak bantuan sehingga saya segera bisa menjalani isolasi di Gedung Badan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Palu, yang dijadikan RS Darurat Covid-19 (RSDC) bagi orang-orang terkonfirmasi Covid-19 dengan gejala ringan.

Istri dan anak-anak sedang menjalani isolasi mandiri di rumah. Kami sedang menunggu hasil swab yang kedua. Istri saya mulai kehilangan penciumannya tadi pagi. Dhanya menceritakan merasa penciumannya menurun sedikit, sedangkan Rara masih normal. Mereka semua masih mengalami gejala batuk dan sedikit sakit tenggorokan. Keadaan ini setiap saat kami konsultasikan dengan dokter.

Mengapa sejak awal kami membatasi kegiatan di luar rumah dan berkoordinasi sesegera mungkin dengan dokter ketika merasakan gejala yang secara umum telah dipublikasikan sebagai gejala terinfeksi Covid19, karena penyakit yang kami hadapi ini adalah penyakit yang sangat menular. Dalam konteks pandemi, masalah ini bukan hanya masalah kami sendiri dan tidak bisa dihadapi dan diselesaikan sendiri. Terlebih lagi kegiatan saya dan istri sehari-hari dalam pelayanan publik, yang hingga saat ini sebagian besar masih mengandalkan tatap muka dan kontak erat (menerima, membaca, memeriksa berbagai dokumen yang berpindah pindah tangan, berkomunikasi di dalam atau di luar ruangan, dan sebagainya), sehingga membuat orang lain sangat berisiko tertular jika kami tetap menjalankan aktifitas seperti biasa.

Bersama ini, saya juga menyampaikan kepada siapa saja di seputaran wilayah Palu dan Donggala, yang sempat kontak dengan saya, setidaknya dalam kurun waktu Kamis 10 Desember 2020, hingga Senin 14 Desember 2020 (pukul 10.00 WITA), sebelum akhirnya saya mengisolasi diri di rumah dan di RSDC Palu, agar memperhatikan dengan baik kondisi kesehatannya. jika merasakan gejala-gejala yang secara umum telah dipublikasikan sebagai gejala terinfeksi Covid-19, maka jangan ragu untuk melaporkan kepada dokter atau pusat pusat pelayanan kesehatan agar segera dilakukan tindakan yang diperlukan.

Apa yang sedang dilawan oleh tubuh saya, jelas bukan flu biasa yang sering saya hadapi. Saya bisa merasakannya. Gejalanya bagi sebagian orang mungkin terasa ringan, barangkali sama saja dengan flu ringan dan segera menghilang. Tapi bagi sebagian lainnya, bisa terasa sangat berat, terlebih lagi yang memiliki penyakit penyerta. Dan yang terpenting, kedua kelompok ini sama sama berpotensi menularkannya kepada orang lain.

Serangan psikisnya, dalam situasi tekanan pandemi dan di tengah rimba belantara informasi, bisa menghantam bagian dalam diri kita yang paling rapuh. Karena itu, penerimaan yang baik, bantuan dari orang lain, motivasi diri, sangat diperlukan untuk menghadapinya.

Terima kasih banyak kepada Keluarga, sahabat-sahabat saya di Bali, Bapak Ibu Dokter, Petugas Kesehatan, Jajaran Pemerintah Daerah Donggala, Kota Palu dan Provinsi Sulteng, Pimpinan dan seluruh Keluarga Besar Pengadilan Negeri Palu dan Pengadilan Negeri Donggala yang sudah memberikan banyak bantuan dan dorongan semangat bagi kami agar bisa melalui ini dengan baik.

Kami beruntung sekali dikelilingi orang-orang yang sangat baik hati dan memperhatikan keadaan kami. Semoga di hari-hari yang berbahagia menyambut Natal, Tuhan mengabulkan doa kita semua, bahwa kita akan segera keluar dari pandemi ini.

Semoga Tuhan menolong kita semua.

24 Desember 2020

KETUT DARPAWAN

Bagikan :

Advertisement