NYALANYALI.COM – Secara harafiah, kata “kue” atau gao memberikan makna yang sama dengan kata dan arti “tinggi”. Sedangkan kata nian berarti “tahun”. Secara simbolis, diharapkan jabatan maupun kemakmuran semakin tahun dapat naik semakin tinggi.
Namun tidaklah demikian dengan cara pembuatan kue keranjang ini. Penganan khas ini sebaiknya tidak dibuat sendiri. Disarankan lebih baik membeli jadi. Mohon maaf, pembuatannya memakan waktu lama. Sudah begitu, kalau tidak berpengalaman, jadinya malah tidak karuan.
Adonan campuran tepung beras ketan dan gula pasir dengan perbandingan 1 banding 1 dimasak dan dibiarkan mengental selama satu hari.
Adonan yang sudah diendapkan tersebut, kemudian dikukus selama kurang lebih delapan jam. Waktu mengukus pun tidak boleh kurang tidak boleh lebih karena hasilnya kurang baik. Lebih dari 8 jam hasilnya terlalu keras. Kurang dari delapan jam kuenya tidak tahan lama. Tuh, kan repot!
Agar benar-benar matang, selama proses pengukusan adonan tidak boleh diganggu. Setelah delapan jam, hasil kukusan dimasukkan dalam cetakan kue yang sudah disiapkan dan ditunggu setengah hari lagi agar padat. Kue dalam cetakan pun tidak boleh langsung dibungkus tetapi harus ditunggu sampai benar-benar dingin.
Tak aneh, bila kue keranjang yang kerap keluar saat Imlek memiliki keawetan dibanding makanan lainnya. Kue Keranjang dapat bertahan hingga satu bulan lebih dan tidak basi. Belakangan, kue keranjang muncul dengan variasi rasa mulai cokelat, pandan, dan strawbery. Bentuknya pun tidak lagi melulu bulat. Ada yang dibentuk menyerupai ikan koei.