Covid-19 “baru sampai” di NTT

NYALANYALI.COM, Opini – Beragam berita, cerita terkait pandemi Covid sudah berlangsung sejak tahun 2020. Banyaknya korban yang jatuh dari semua kalangan, besarnya biaya yang telah dikeluarkan pemerintah untuk mengatasi virus ini dan dampak yang ditimbulkannya dihampir semua sektor kehidupan sudah menguasai hampir semua headline berita sepanjang 2020.

Tetapi kami di NTT selama 2020 masih biasa saja, kehidupan berjalan normal walaupun sudah mulai menjalankan sebagian dari protokol kesehatan yang dianjurkan, memakai masker misalnya. Jumlah yang terinfeksi dan meninggal akibat covid juga sangat sedikit, bahkan tidak terjadi di beberapa kabupaten.

Januari 2021, virusnya “baru sampai” di NTT. Angka yang menunjukan jumlah orang reaktif antigen dan kemudian terkonfirmasi positif covid 19 disemua kabupaten di NTT setiap hari semakin bertambah.

Menakutkan

Kecemasan mulai masuk dalam perbincangan setiap harinya, yang utama adalah kesadaran dan pengetahuan bahwa sarana dan prasarana kesehatan kami di NTT belum sebaik sarpras ditanah Jawa. Informasi tentang ruang isolasi di RS yang mulai penuh menambah daftar kecemasan, belum lagi tentang penguburan pasien Covid yang punya banyak aturan dan semua aturan itu bertolak belakang dengan budaya timur.

Penambahan kasus Covid-19 di NTT mencapai lebih dari 100 kasus setiap harinya. Berdasarkan data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 NTT tanggal 26 Januari 2021 pukul 17.05.20 Wita,  jumlah kasus terkonfirmasi di NTT menembus angka 4.552 kasus.

Hal ini tentu saja menampar kesombongan yang sempat dipertontonkan diawal pandemi merebak. Waktu itu, kami di NTT yakin sekali daya tahan tubuh yang terbentuk dari kondisi alam dan karakterisktik fisik timur yang keras akan mampu melawan virus ini.

Mental orang timur yang pantang mundur dan keras memberi kepercayaan diri yang luar biasa, sehingga lebih sering mengabaikan protokol kesehatan bahkan cenderung meremehkan.

Kami tetap berpesta dan berkumpul tanpa beban karena berpesta adalah hal yang melekat dalam budaya timur; berkumpul, ngobrol dan kemudian menari adalah bagian dari keseharian. Kebiasaan ini kemudian juga menjadi sebuah pembenaran; hati yang bahagia adalah obat dan berpesta akan meningkatkan imun karena semua orang bahagia.

Minum sopi (minuman beralkohol khas Flores) adalah bagian dari semua acara yang digelar dan karena sopi mengandung alkohol maka kepercayaan diri semakin meningkat bahwa virus corona akan sulit menembus pertahanan diri.

Tetapi ternyata tidak sesederhana menari dan bernyanyi saat berpesta .

Januari 2021 jumlah orang yang terkonfirmasi positif semakin banyak, bahkan para  pemimpin juga mulai terkonfirmasi positif, satu persatu dinyatakan positif Covid 19.

Kenyataan ini menyadarkan bahwa tidak ada yang kebal dengan virus ini.

Siapa saja bisa terjangkit, tidak pandang status sosial, pejabat atau orang biasa, tidak soal minum wine di cafe atau minum sopi diteras rumah, kalau virus sudah menyerang segala jenis fu fu (jampi-jampi) juga tidak mempan.

Sekarang ini yang bisa membantu kita untuk terhindar dari virus adalah disiplin diri, makan makanan yang bergizi, karena makan puji terbukti tidak membantu.

Patuhi protokol kesehatan dengan 5M, mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilisasi.

Dalam konteks NTT, disederhanakan dengan jangan berkumpul dan berpesta, bahagia bisa didapat dengan cara sederhana.

Banyak kegiatan yang bisa dilakukan didalam rumah bersama keluarga untuk meningkatkan imun tubuh tanpa harus berkumpul.  Cinta didalam rumah adalah penangkal virus paling paten yang bahkan tidak membutuhkan penelitian untuk membuktikannya.

JEANY WAJONG
ASN – Borong, Flores, NTT

Bagikan :

Advertisement