4 Catatan Penting Tentang Rendang

NYALANYALI.COM, Kuliner – Rendang adalah masakan tradisional bersantan yang biasanya menggunakan daging sapi sebagai bahan utamanya. Masakan khas dari Sumatera Barat ini tak hanya digemari di masyarakat Indonesia, namun juga popular hingga ke luar negeri. Menurut koki ternama Wiliam Wongso, hal itu wajar, karena rendang memiliki kekhasan tersendiri yang sulit ditiru. Mulai dari aromanya, cara memasaknya, hingga ketahanannya yang bisa tetap disantap hingga satu bulan lebih

  1. Sejarah Rendang 

Menilik sejarahnya, dahulu kala rendang hanya dihidangkan khusus untuk para bangsawan. Karenanya makanan ini memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau. Bahkan, kata ‘rendang’ telah tersebut dalam banyak kesusteraan Melayu klasik, salah satunya pada Hikayat Amir Hamzah. Ini membuktikan bahwa rendang telah menjadi kuliner kegemaran kaum Melayu sedari 1550-an.

Kini, penyajiannya sudah bersifat umum, sehingga semua orang bisa mencicipi kelezatannya. Rendang tak hanya disantap kalangan tertentu, lauk yang terkenal pedas ini merupakan menu utama bagi masyarakat Minang. Anda tidak perlu harus datang ke Padang untuk menikmati kelezatnya, karena rendang dapat dijumpai di setiap sudut kora, mulai dari warung, resto, hingga café.

  1. Filosofi Rendang 

Rendang mengandung filosofi tersendiri yaitu musyawarah yang tercermin  dari empat bahan pokok dalam pembuatannya . Seperti dagiang (daging); sebagai bahan baku utama dalam membuat rendang yang merupakan lambang dari ninik mamak (para pemimpin suku adat) yang ada di Minangkabau. karambia (kelapa); sebagai bahan pendukung yang merupakan lambang cadiak pandai (kaum intelektual), lado (cabe); sebagai lambang alim ulama yang pedas, yaitu tegas untuk mengajarkan syariat agama, dan pemasak (bumbu); sebagai pelengkap yang merupakan lambang dari keseluruhan masyarakat Minang. 

  1. Jenis-jenis Rendang 

Ada dua macam jenis rendang rendang: kering dan basah. Rendang kering biasanya dapat disimpan selama tiga sampai empat bulan, dan digunakan untuk acara-acara seremonial atau tamu kehormatan. Rendang basah, juga dikenal dengan kalio dapat ditemukan hanya dapat bertahan dalam waktu satu bulan.

Bicara rasa, rendang pada umumnya bercita rasa pedas, tetapi tingkat kepedasan tergantung racikan juru masaknya. Rendang pun dikenal dalam beragam jenis. Ada rendang Darek, rendang Bukik, dan rendang Payakumbuh. Perbedaannya hanyalah terletak pada daerah mana rendang itu dibuat. Tiap-tiap daerah memiliki sedikit variasi cara pengolahan dan juga penampilan. Namun, dari segi rasa, tidak terlalu terlihat. 

Misalnya rendang Darek (darat dalam bahasa Minang) yang berwarna lebih hitam. Konon, rendang inilah yang lebih dikenal sebagai rendang asli Minang. Wilayah darek adalah tempat berasalnya adat Minang.  Sementara ciri khas dari rendang asal payakumbuh adalah warna yang coklat kehitaman serta bumbu yang kering dengan rasa yang sangat lezat. 

  1. Cara Mengolah Rendang 

Rahasia rendang yang enak dan gurih ditentukan oleh ketepatan memilih daging dan cara pengolahan. Daging yang dipilih untuk diolah adalah yang padat dan tanpa lemak. Sementara untuk kelapa, dipilih yang sudah tua untuk dapat menghasilkan santan yang kental. Untuk mengolah 1 kilogram daging menjadi rendang, dibutuhkan minimal 3 butir kelapa tua untuk diambil santannya.

Demi menjaga kualitas rasa, rendang asli Minang pantang menggunakan santan kelapa instan. Kelapa harus yang baru dipetik, yang kemudian diparut dan diperas sehingga menghasilkan santan kental. Santan ini kemudian dipanaskan dalam sebuah kuali hingga berubah kecoklatan dan mengeluarkan minyak beraroma khas.

Namun, jika ingin tahan lebih lama, rendang bisa dimasak sampai benar-benar kering dan berwarna hitam. Waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan rendang biasanya 6 hingga 12 jam.  Semakin lama rendang dimasak maka rasanya akan semakin lamak (enak).

Rahasia bertahannya rendang adalah rempah-rempah yang meresap sempurna ke dalam daging sehingga menjadi pengawet alami dari daging itu sendiri. Meresapnya rempah tersebut hanya bisa didapat jika rendang dimasak dengan api kecil. Dalam istilah Minang, ia disebut baunyai. Rendang asli Minang dimasak dengan menggunakan tungku api yang berbahan bakar kayu. Kepulan asap dari tungku pembakaran inilah yang menjadi kunci tersendiri untuk menyedapkan rasa dan menajamkan aroma rendang.

Apabila rendang yang dimasak hari ini dan tidak habis maka tidak perlu dikhawatirkan akan menjadi basi. Cukup dipanaskan dalam wajan dengan api sedang tanpa menambahkan bumbu kembali, kelezatan rendang akan tetap terjaga.

URRY KARTOPATI

Bagikan :

Advertisement