Gulungan ombak setinggi pohon kelapa pernah kuhadapi, dilautan luas Kepulauan Natuna. Tak bisa berenang aku.
Terbang dengan pesawat kecil melintasi hutan-hutan gelap Papua pernah kujalani. Tak bisa terbang aku.
Aku mendaki bukit tertinggi di kota lama, Barus, Tapanuli, menaiki ratusan anak tangga hingga awanpun terasa dekat sudah. Lelah aku.
Di Na Kantuk, pedalaman Kalimantan, aku bertaruh waktu dalam segala kejadian yang tak terduga. Cemas aku.
Banyak karakter manusia, dari tipe Rahwana hingga model Jan Pieterszoon Coen aku hadapi. Dari Hamlet hingga Sengkuni tak gentar aku. Aku tak bisa ditekuk.
Di puluhan laut dalam, ratusan bukit, berhektare angkasa tak berbatas, dan ribuan kilometer jalan aku menempuh. Di banyak bahaya aku menantangnya.
Jutaan cerita aku jatuh, jutaan kisah pula aku bangkit kembali. Aku mampu menaklukkan segala takutku. Karena senyummu selalu menguatkan. Karena senyummu selalu memanggilku. Karena senyummu damaikan hatiku.
Aku, petualang itu tahu arah pulang hanya karena senyummu.
7 Mei 2016
S. DIAN ANDRYANTO
Penulis #sayabelajarhidup