PANTASKAH

Menatap hati tak ada daya
Menjulang harapan sisakan asa
Teriris kepedihan melihat banyak orang mengalami musibah silih berganti
Berkelit luka menyulam tangan tak sampai dalam memberi

Ingin rasanya berlari memeluk mereka yang menangis
Ingin rasanya menghibur rintihan hati mereka yang tak berarah
Namun apa yang bisa kulakukan… Hanya bisa menatap kepedihan mereka di setiap pemberitaan media yang berbaris
Kelumpuhan perekonomian yang kualami menyempitkan ruang gerakanku dalam melangkah

Ya Allah…
Pantaskah aku disebut orang yang bersimpati sedangkan gerakan tak sesuai keinginan hati
Pantaskah aku disebut orang yang berempati sedangkan langkah ini selalu terisolir
Pantaskah aku disebut orang yang memberi keharmonisan sedangkan minimnya sosialisasiku karena kondisi
Pantaskah aku disebut orang yang memberi kehangatan sedangkan memeluk dan menenangkan tangisan mereka pun tak bisa kuminimalisir

Mungkin aku hanya bisa membantu mereka dalam doa
Mungkin aku hanya bisa menyisihkan sebagian barang bekas layak pakai yang masih kumiliki
Mungkin aku hanya bisa sedikit berbagi dengan imajinasi tinggi membuat mereka bahagia
Namun dalam materi tak bisa selalu kulakukan di setiap waktu dan tempat musibah yang mereka alami…
Hanya doa dan berbagi informasi yang selalu siap setiap saat kukirimi untuk menyentuh hati mereka yang mampu untuk lebih banyak berbagi

Tak ada yang tahu umur, rezeki, jodoh dan bagaimana maut merenggut
Tak ada ingin mengalami keburukan dalam kehidupan yang semu
Namun kita harus siap mengikuti skenario Sang Pencipta yang absolut
Mengingat lirihan hati dalam doa dan gerakan saling beradu namun tak pernah seirama… Apakah masih ada gerakan di luar sana nantinya yang akan menolongku kelak jika musibah menerpaku

Pantaskah aku berharap… Wallahu a’lam bish – shawabi

DWI KARTIKA SARI

Baca:
Jangan Hentikan Kebajikan Sang Cahaya

Bagikan :

Advertisement