NYALANYALI.COM, Wisata – Wisata alam Curug Hiji memiliki pesona keindahan tersendiri. Airnya jernih, sejuk, dan menyegarkan. Namun, siapa sangka jika air terjun ini pernah punya kisah di masa lalu.
Wisata alam Curug Hiji belakangan ini semakin diminati oleh para wisatawan. Entah itu untuk berkemah atau pun sekadar hiking menuju curug. Dikelilingi rindangnya pepohonan pinus, sejuknya udara, serta jernihnya air terjun, wisata alam Curug Hiji memang mempesona.
Untuk mencapai air terjun, pengunjung harus berjalan kaki menyusuri jalan setapak berupa tanah dan bebatuan. Pengunjung harus hati-hati karena di sisi kanan jalan terdapat jurang. Di sepanjang jalan itu pula, pengunjung dapat melihat “camping ground” yang sering dijadikan tempat berkemah alias kemping.
Perjalanan menjadi terasa menyenangkan, karena udara yang sejuk dan alamnya yang masih asri. Kalau sedang beruntung dapat melihat monyet berkeliaran di atas pepohonan. Hanya butuh waktu sekitar 20 menit dari pintu loket untuk mencapai Curug Hiji.
Air terjun Curug Hiji tidaklah terlalu tinggi. Meski demikian, airnya sangat jernih, sejuk, dan menyegarkan. Selain bisa menikmati pancuran air terjun, pengunjung dapat pula berenang. Oh, iya, dalam Bahasa Sunda, “curug” artinya air terjun. Sementara “hiji” artinya satu. Dinamakan Curug Hiji, karena mungkin hanya terdapat satu air terjun di daerah Kampung Pasir Gaok, Gunung Malang, Tenjolaya, Bogor itu.
Menurut Ibu Supriyatna, pemilik warung yang berada di kawasan wisata, Curug Hiji dikelola secara profesional sejak dua tahun lalu. “Sebelumnya curug digunakan untuk ritual mandi para peziarah yang akan berkunjung ke makam Abah Anom,” kata dia. Lokasi makam Abah Anom, kata Ibu Supriyatna, berada di salah satu kampung yang berada agak jauh dari curug.
Sejak dikelola profesional, para peziarah sudah jarang yang mandi di curug. Kini, Curug Hiji yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Salak Halimun itu malah lebih dikenal sebagai wisata alam dengan pesona keindahannya.
ANDRY T. TJITRA – Bogor