Indeks Persepsi Korupsi Jeblok, Analis Politik Adi Prayitno: Demokrasi Maju, Ironis IPK Anjlok

NYALANYALI.COM, Jakarta – Sepuluh tahun terakhir, Indonesia selalu mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam upaya pemberantasan korupsi. Praktis hanya tahun 2013 dan 2017 yang stagnan di skor 32 dan 37, sedangkan sisanya selalu mengalami kenaikan.

Namun, Skor Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2020 yang baru dilansir Transparency International atau TI mengindikasikan agenda pemerantasan korupsi tak berjalan dengan baik.

Skor IPK dan peringkat global Indonesia turun drastis, dari skor 40 pada tahun lalu menjadi hanya 37 pada 2020. Sementara peringkat global Indonesia dari 85 dunia kembali turun menjadi 102.

“Anjloknya IPK itu mengonfirmasi banyaknya kasus korupsi yang mangkrak dan tak tersentuh di Indonesia. Agak sumir jadinya, karena beberapa hari sebelumnya ada rilis survei menyebut tingkat kepercayaan terhadap KPK meningkat,” kata analis politik UIN Syarif Hidayatulkah Jakarta, Adi Prayitno.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini mengkonfirmasi anggapan publik bahwa berlakunya UU KPK baru yang mendapat pertentangan keras dari aktivis antikorupsi itu tidak dapat mendongkrak IPK Indonesia. “Pada level praktik juga tak bertaring. Bahwa ada OTT iya, tapi kasus yang lebih jumbo belum tersentuh,” katanya. “Demokrasi makin maju tapi indeks korupsi anjlok. Ironis,” kata Adi Prayitno.

Bagikan :

Advertisement