DUNIA ANFAL

Alifbata duduk melipat kaki

membuat grafiti di jendela dunia.

Petikan gitarnya mengetuk pintu surga.

Bunyinya selembut kapas meraih hati 70 bidadari yg dijanjikan.

Glaaaaar….

Bom bunuh diri meledak 

zigzag desingan peluru di mabes polri

melahirkan berbagai opini.

Para spekulan mindig-mindig mengambil jaring pukat harimau kemasan barunya.

Warnanya emas sepuhan.

Dioplos dengan virus covid berikut vaksinnya.


Dunia anfal berulang-ulang

Peradaban tungganglanggang mengejar abad yang berlari

Semua menjadi terbiasa dengan keterasingan

Mengasihi sambil memusuhi

mencinta penuh angkara.


Alifbata masih duduk melipat kaki menciptakan surga lewat komposisi-komposisi gitarnya.

Dunia terbelalak…

Dunia anfal untuk yang kesekian kalinya.

Kemudian mulai belajar duduk melipat kaki.

DIMAS BUDI SUSILO – Jakarta
Pengajar musik, Lab Musik Jakarta


BACA:

Hidup Memang Puisi
Kemanusiaan
Dilarung Berulang-ulang

Bagikan :

Advertisement