NYALANYALI.COM – Tadi sore, aku sampaikan ke anakku Gabriel, Senin depan dia sudah mulai masuk SD. Jadi, sebelum masuk sekolah, masih ada beberapa hari lagi ia libur. Ia bisa manfaatkan hari libur ini untuk main-main sepuasnyaNYALANYALI.COM –
Namun ia menanggapi jauh perkataanku. Bahkan sama sekali melenceng dari topik. “Aku sudah besar. Lebih besar dari Calista. Calista umur 6 masih TK. Umur 7 baru masuk SD. Aku umur 6 udah SD, dia tingginya segini, aku segini,” katanya sembari membuat garis di tembok kamar.
“Calista umur 7 SD, umur 8 SMP, habis tuh umur 9 SMA. Aku umur 7 udah SMP, umur 8 SMA. Kan aku lebih besar. Besar bangeeeet,” celotehnya.
Mendengar itu aku terkekeh. Anakku mengira pendidikan persekolahan itu hanya setahun untuk naik jenjang. SD ke SMP setahun, begitu juga dengan SMP ke SMA, hanya setahun. Ia kira, naik jenjang cuma butuh belajar setahun, beres, seperti dia belajar di TK yang cuma beberapa bulan saja. Hihihi.
“Enggak gitu lho, Bang. Belajar di SD itu lama. Enam tahun. Kelas 1 dulu, baru kelas 2, terus kelas 3, kelas 4, 5 dan enam. Naik satu satu. Enggak langsung loncat kelas 1 SD langsung SMP.
Namanya belajar kan gak sekali jadi,” aku menerangkan.
“Terus habis SMA, kuliah ya Pak?”
“Gak mesti. Bisa tiga. Kuliah, sekolah dinas, atau kerja/merantau,”
“Sekolah dinas apa, Pak?”
“Panjang ceritanya,”
“Aku mau kuliah saja, Pak,”
“Boleh. Tapi harus lulus SD dulu,”
“Habis SD bisa langsung kuliah, Pak?”
“Enggak dong. Sampai tamat SMAlah,”
“Oooo. aku nanti kuliah saja,”
“Suka hati”.
7 Juli 2022
Dedy Gunawan Hutajulu