Bulan itu bernama Mei
Bulan yang penuh kegembiraan buatku
Di bulan ini adalah bulan kelahiranku
Dan juga anak semata wayangku
Bulan itu bernama Mei
Bulan di mana aku dilahirkan
Oleh perempuan yang begitu tegar
Yang meregang nyawa demi kelahiranku di dunia
Bulan itu bernama Mei
Di bulan itu susah payah aku melahirkan anak perempuanku
Berjuang dari melahirkan normal hingga akhirnya harus operasi
Bulan itu bernama Mei
Aku bahagia merayakan pesta ulangtahunku dan anakku
Dan juga Idul Fitri bersama keluargaku
Bulan itu bernama Mei
Siapa sangka ini adalah bulan terakhirku
Melihat wajah gundah ibuku
Bulan yang akan kuingat hingga akhir hayatku
Bulan itu bernama Mei
Ibuku sudah tak ada lagi
Tempatku berkeluh kesah
Merangkai senja sambil tertawa
Bulan itu bernama Mei
Aku tak akan melupakannya
Bahagia dan nestapa di bulan ini
Tertawa bahagia sekaligus menangis penuh duka
Bulan itu bernama Mei
Hatiku pilu dan penuh duka
Ibuku pergi tak kembali lagi
Alam mendekapnya ke dalam pelukannya
25 Mei 2021,
ARNELLIA TRIWARDINI
Untuk sahabatku, Ratih. Turut berdukacita atas meninggalnya ibunda tercinta