Lelaki Yang Tinggal Di Emperen Toko

NYALANYALI.COM, Kisah – Saat pagi, sambil nglempiti, melipat kain batik yang baru saja dijemur. Ditemani anak gantengku Ahimsa, dan seperti biasa ia mengkarantina ponsel jadul emaknya, dan duduk bersandar di bahu kananku.

Tiba-tiba, ia nyeletuk “Bu, itu ada laki-laki kemarin ngeliatin ibu terus,”. “Siapa, dek?”, “Laki-laki yang g cinta pada ibu, hehehe”. “Wah, kamu ya, sinten siapa sih?”. 

“Itu, ngeliat ke sini kayak mau ke sini tapi malu-malu,”

Kulihat dari tempat duduk di joglo,  “Oh, mas-mas yang kemarin?”
 

Kupanggil, kuperlihatkan gelas kecil hasil oleh-oleh dari Banjarnegara dulu. Ia menggeleng beberapa kali, kusapa lagi, dan kuajak ia makan pakai bahasa isyarat.

Ia pun dating ke joglo dan duduk di kursi kayu sukun buatan Bapaknya anak-anak yang tak jauh dariku dan anakku, saat itu.

Akupun mendekatinya, begitupun anakku, ikut saja nimbrung sambil pegang ponsel. Ngobrol pun terus berlanjut, diakhir sebelum berpisah kedua kalinya ini, kutanya ia “Punya KTP?” Dia jawab tidak punya. 


BACA:
Orang-orang Herbat


Dan, saat kuajak, bila suatu hari nanti aku main ke rumahmu, kutemui orang tuanya, Pak lurahnya, iapun tetap menjawab nggak mau, karena takut.
 

Oh ya, katanya, rumahnya di Prembun, namanya Mas Dwi Ari. Dan saat ini ia tinggal di emperan toko, yang saya sendiri belum tahu di mana persisnya. Semoga suatu hari nanti aku bisa menemukan pastinya. Atau mungkin siapapun yang membaca ini, tahu siapa dia sesungguhnya.


Sebelum ia pamit, anakku berkatai, ‘Bu, suruh tidur di sini saja, kasihan diemper toko, kan kedinginan.”

Kusampaikan pesan singkat dari hati anaku ini. Ia pun masih kukuh, tetap tidak mau. Tapi, lelaki itu minta ijin kalau besok mau main lagi ke joglo ini. Dan kubilangi lagi, “Jangan lupa nabung untuk masa depanmu, ya“. Ia pun membalasnya, “Iya..”

MUINATUL KHOIRIYAH
Pengelola Rumah Inklusif Kebumen, Jawa Tengah
Wirasuaha Batik pegon

Bagikan :

Advertisement