NYALANYALI.COM , Olahraga – Amy dan putrinya Sophia sedang mengikuti dengan seksama pertandingan penentuan turnamen utama golf US Masters. Ketegangan nampak jelas di wajahnya. Ia tak dapat menyembunyikan kegembiraannya ketika di akhir pertandingan Phil Mickelson, sang suami unggul satu pukulan dari Ernie Els, pegolf Afrika Selatan. “Ayah menang, kamu percaya nak?” suara Amy bergetar sambil menatap putrinya. Di tengah lapangan golf itu, Mickelson melompat dan memeluk Jim Mackay, caddie-nya, lalu menghambur ke arah istri dan anaknya.
Di Augusta Georgia, Minggu 11 April 2004 itu, Phil Mickelson membuat sejarah. Sebuah pukulan birdie berjarak 5,4 m dari lubang terakhir mengantarkan dirinya mengenakan Jaket Hijau, lambang kebesaran juara US Masters. Kemenangan itu terasa manis karena Mickelson menjadi pegolf petama di luar 20 besar dunia yang memenangi turnamen mayor. Turnamen mayor adalah istilah untuk empat turnamen golf bergengsi, US Masters, US PGA, dan US Open, serta British Open.
Golf telah membuat kebahagiaan terpancar dalam keluarga kecil itu. Ucapan selamat yang datang dari George W. Bush, orang nomor satu di Amerika, turut menjadi bumbu penyedap kebahagiaan, Mickelson, Amy, dan Sophia. “Sulit menjelaskan bagaimana saya bisa memenangi pertarungan ini sehingga saya tidak bisa mengungkapkan bagaimana perasaan saya. Mulai saat ini, saya harus percaya kemenangan ini sebagai sebuah realitas,” kata Mickelson.
Kemenangan seseorang di turnamen golf selalu menjadi sebuah cerita sendiri, apalagi itu sebuah kemenangan pertama. Begitu menarikkah permainan ini? Olahraga apakah golf itu sesungguhnya? Golf berasal dari kata bahasa Belanda kolf yang berarti tongkat. Namun, justru olahraga yang menggunakan tongkat dan bola yang dikenal ini sejak 1743, digemari di Kerajaan Inggris. Konon, Raja Inggris pernah meminta kepada parlemennya pada waktu itu untuk membuat aturan bahwa golf adalah permainan terlarang. Pasalnya, saking digemari, golf telah membuat orang Inggris tidak ke gereja pada hari Minggu. Mereka lebih memilih menghabiskan waktunya bermain golf.
Kerajaan Inggris memegang peran penting mengenalkan golf kepada dunia. Pada tahun 1744, The Honorable Company of Edinburgh Golfer didirikan di sana dan merupakan klub golf pertama dan tertua di dunia. Sepuluh tahun berselang sebuah klub golf The Royal and Ancient Golf Club St. Andrews, Scotland berdiri. Melalui klub ini golf merambah Eropa dan kemudian dunia.
Dari Kerajaan Inggris juga akhirnya muncul istilah caddie. Mary Gueen Scots, salah seorang penggemar berat golf saat itu, selalu meminta bantuan seorang cadet ( calon perwira )untuk membawa peralatan golfnya. Dalam perkembangan selanjutnya, orang yang menjalankan tugas cadet itu disebut caddie.
Saat ini, caddie sering pula memberikan saran kepada pegolf yang didampinginya. Kesan eksklusif akhirnya melekat pada olahraga ini karena selama pertandingan, seorang pegolf dilayani sang caddie. Ekslusivitas golf ditunjang pula oleh harga peralatan golf yang tidak bisa dibilang murah. Permainan ini akhirnya hanya dapat dinikmati kalangan berduit.
Selain itu, golf menarik karena tidak membutuhkan terlalu banyak tenaga, realitas yang membuat para eksekutif lebih memilih golf sebagai olahraga setelah penat dalam rutinitas pekerjaannya. Bukan hal yang aneh ketika lapangan golf pun akhirnya menjadi tempat melobi rekan bisnis.
Golf menjadi menarik bagi para penggemarnya karena tantangan yang diberikan dalam permainan tersebut. Lawan sebenarnya dari pegolf adalah dirinya sendiri. Pemenang dari sebuah pertandingan golf adalah dia yang mampu mengalahkan diri sendiri. Tentu saja kemampuan teknis tak bisa dikesampingkan
Sejatinya, seorang pegolf tidak memunyai lawan. Tidak pernah ada kontak langsung dengan lawan. Yang harus dilakukan adalah memelihara konsentrasi sehingga terus berada dalam performa terbaik ketika melakukan pukulan dari hole ke hole. Hal itu tentu tidak mudah. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat konsentrasi seorang pegolf dari awal sampai akhir pertandingan, namun di situlah pertarungan sebenarnya.
Sebuah ayunan stick di hole pertama menjadi awal pertarungan melawan diri sendiri. Dari sini drama itu berawal, dari satu lubang ke lubang bertongkat bendera lainnya, di antara pukulan demi pukulan. Dan, pukulan pamungkas di hole terakhir akan menjadi saksi, siapa yang berhasil mengalahkan dirinya.