NYALANYALI.COM – Para pakar bisnis mengatakan bahwa berbisnislah sesuai passion. Sebab, apa yang menjadi minat, kesukaan, hobi, dan sejenisnya akan membuat ringan dan senang ketika dijalankan sebagai landasan berbisnis. Sehingga, dipastikan bisnis akan lancar.
Benarkah? Dari sisi pebisnis, pendapat itu benar. Misal, seorang perempuan yang menyukai model pakaian tertentu dengan segala pernak-perniknya berpikir mengapa cuma belanja baju? Mengapa enggak dibisnisin sekalian?
Lalu, mulailah ia berbisnis baju yang sesuai dengan seleranya. Awalnya, yang membeli orang tua, saudara, teman, temannya teman. Bisnis pun berjalan lancar dan menyenangkan. Dalam perjalanannya, ternyata konsumen hanya berputar di situ.
Mengapa? Pasar tidak cocok dengan seleranya. Lebih parah lagi, pasar gak butuh baju-baju seperti itu.
Imbasnya, jika tidak berstrategi atau berinovasi, pelan namun pasti, bisnis akan sepi konsumen (konsumen setia pun bisa bosan). Selanjutnya, bisnis tidak dapat dilanjutkan, harus ditutup daripada sisa pemasukan hanya habis untuk biaya operasional dan membayar gaji.
***
Sebelum membangun bisnis, lihatlah dulu kebutuhan dan keinginan pasar. Latah dong? Gak juga. Cobalah sedikit inovasi, misalnya dari sisi rasa, bentuk, masa kadaluarsa, kepraktisan membawa, kemasan, dan lain-lain. Di sini, saya mengacu pada bisnis makanan notabene bisnis nyang kagak ade matinye selame manusie belum punah.
Tapi kan passion ku gak di situ? Kan bisa digabungin antara passion dengan kebutuhan pasar.
Seorang narasumber saya penyuka mobil klasik tingkat Dewa Zeus. Mobil klasik dibeli untuk dikoleksi, bukan untuk dijual lagi alias dibisniskan.
Namun, dia ingin berbisnis. Dengan cerdas, ia menggabungkan mobil-mobil klasik dengan makanan dan jadilah Dream Car Restaurant.
Di resto ini, konsumen bersantap di dalam mobil klasik yang telah dimodifikasi. Sementara makanan dan minuman yang ditawarkan juga menggugah selera. Imbasnya, Dream Car yang menyasar keluarga sebagai pasarnya tidak pernah sepi pengunjung.
Para pelaku bisnis pemula bisa juga meniru idenya. Maksudnya, gabungkan passion dengan kebutuhan pasar.
Saya yang hobi mager, membaca, dan ngemil kalau punya modal ingin memiliki perpustakaan mini yang digabungkan dengan kafe, yang bukan cuma untuk kongko-kongko, melainkan juga saling bertukar produk bisnis dan saling brrpromosi hingga terjalin kerja sama bisnis. Doakan ya bisa terwujud suatu saat nanti.
21 Mei 2021
RUSSANTI LUBIS