NENEK BALQIS

NYALANYALI.COM, Kisah – Dayang Balqis binti Awang Abdul Madjid, dalam ingatanku.

Tepat 25 tahun lalu nenek meninggal di usia 65 tahun, ba’da isya.

Nenek muhanya grecek, kulitnya putih berseh dan bertubuh mungil. Dulu waktu maseh halus, kurang lebih 2 tahun tidur dengan nenek. Nenek sek bekesah dari zaman sida halus (zaman Jepang menjajah) sampai dinikahkan dengan Datok. Nenek masih ingat huruf kanji Jepang, kadang mun ndak tidur didongengkan kesah Pelandok atau si Hongo.

Amun habis dimarahi Mamah, pasti ngadunya ke Nenek. Bisa dianggap saya ini salah satu cucu kesayangan. Tiap ada undangan, apalagi ke Tenggarong, pasti umpat. mun ditanyai urang, Nenek padah, “Ini mewakili Tikah (Mamah).”

Waktu diopname pas lagi sesak napas, Nenek maseh sempat cari, “Mana Fana, mana Fana?” Pas dah melihat muha saya, betenang Nenek. 


Di hari-hari terakhirnya saya sempat bepadah, “Kendia Nek, mun habis ujian kudengani Nenek tidur di rumah sakit.”
 

Saat ujian pupus, mulang sekolah beli hak buku-buku novel untuk baca-baca di rumah sakit, dan langsung berangkat ke rumah sakit.


Eh qadarullah, belum jua sempat waktunya tidur, Nenek meninggal dalam tidurnya. Allahummaghfirlaha warhamha wa ‘aafihi wa’ fu ‘anha. Al fatihah

Samarinda, 4 Juni 2021

AJI ALFANA HAKIM

Bagikan :

Advertisement