NYALANYALI.COM, Buku – Menembus Waktu, novel karya Denny Widya berdasarkan kisah nyata ini menceritakan tentang Wijaya, kelahiran Bandung, berdarah Tionghoa, yang berasal dari keluarga sangat sederhana, namun akhirnya dia membuang rasa rendah dirinya, dan keminderannya sebagai kaum minoritas.
Wijaya tak pernah berhenti belajar apa saja, menyukai catur dan menjadikannya filosofi hidup untuk terus berjuang. Hingga akhirnya bisa bekerja sambil kuliah, sampai kini jadi Direktur di sebuah perusahaan IT dan sebagai motivator.
Lelaki itu berdiri di Titlis, gunung bersalju abadi di Swiss yang tak hanya magis, namun eksotis menjulang tinggi 10.000 feet di atas permukaan laut.
Sebuah kepingan masa kecil begitu melekat dalam keterbatasan ekonomi, membuatnya bertekad memperbaiki keadaan hingga membuatnya bisa menjadi seseorang yang dianggap.
“Belajarlah dari pion.” Kalimat ayahnya, begitu melekat dalam ingatan, merekat dalam kenangan.
“Pion itu kecil dan tak bernilai, hanya bisa jalan lurus satu langkah. Konsisten melangkah dan ketika berhasil mencapai ujung, waktunya untuk berubah menjadi apa yang dia mau. Setelah dia berubah, maka jangan lagi anggap enteng, sekarang dia sangat bernilai dan berkuasa,” katanya kini dengan tenang, namun penuh hentakan menatap matahari yang sepertinya telah tinggal di hati meski ayahnya telah selamanya pergi.
Yang tak bisa terulang adalah waktu. Dan yang selalu datang dengan tepat adalah dia. Manusia tak bisa mengubahnya mundur atau maju sedetik pun. Sebab waktu adalah penjaga langkah agar tetap terus terarah.
Di balik novel karya Denny Widya seharga Rp 50 ribu ini tersimpan kisah mulia lainnya, karena seluruh hasil penjualan dari buku ini akan disumbangkan kepada Rumah Edukasi Distrik Aimando Biak Papua @rumahedukasidistrikaimando dan Literasi Sekolah Gunung @literasisekolahgunung. Membaca sambil berbagi.