Perempuan Berkisah

Perempuan adalah keharmonisan,
membalut dirinya dengan kelembutan,
bukan berarti ia tak punya ketegasan,
tapi karena lebih mengutamakan rasa untuk menyampaikan.

Perempuan adalah pondasi dan kekuatan,
jiwanya rela dipendam,
raganya tak butuh pengakuan,
atas bakti yang ia lakukan,ia-lah sejatinya kekayaan,
sonya ruri, suwung hamengku ana.

Perempuan adalah simbol darma bakti,
rela dikatakan kanca wingking,
paling belakang ia ditempatkan.
Akan tetapi tahukah??
sejatinya wingking adalah arena persiapan untuk pematangan,
bahwa posisi depan tak ‘kan kuat tanpa pematangan dari belakang.

Perempuan adalah keikhlasan,
swarga nunut neraka katut disematkan padanya.
Ikhlas dikatakan nunut, ketika pasangan menapaki surga.
Ikhlas pula jika harus katut, menemani pasangan turun ke neraka.
Karena sejatinya ia,
makhluk yang tak pernah menolak kodrat dari-Nya.

Perempuan adalah peletak strategi,
tak perlu berada di barisan gedung majelis,
tak pula harus duduk di deretan kursi dewan,
tak pernah mengenal kata feminisme,
tak pula ingin menjadi sejajar dalam persamaan gender,
cukuplah ia berpolitik dalam kamar,
maka jaya atau hancurlah segalanya.

Perempuan adalah ibu,
sosok putih penuh kasih,
cintanya tak mengenal batas tepi,
oleh-Nya ia mulia dan dimuliakan,
maka,
ibu… ibu… ibu…
tlah diucapkannya,
tlah diteladankannya pula,
olehnya, Sang Pembawa Kabar Gembira.

AGUSTIN ARIANI

Bagikan :

Advertisement