Musim Bersepeda: Olahraga Bisa, Rekreasi Itu Pasti

NYALANYALI.COM – Memang bukan baru-baru ini saja kemudian orang-orang gandrung bersepeda. Namun, jika merujuk data Institute for Transportation & Development Policy (ITDP), jumlah pesepeda yang berlalu lintas di Jakarta meningkat hingga 1.000 persen, sejak pandemic Covid-19 mewabah.

Persentase itu memuncak usai pembatasan sosial di ibu kota berakhir pada 18 Juni lalu. ITDP mencatat, setelah perkantoran diizinkan beroperasi kembali, dalam sehari jumlah pesepeda di kawasan bisnis Dukuh Atas saja naik, dari rata-rata 10 menjadi 235 pesepeda.

Makin melimpah ruahnya penggemar bersepeda khususnya di Jakarta dan sekitarnya, membuat Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Limpo, harus mengakui pihaknya mesti lebih giat memastikan fasilitas pesepeda berfungsi. Ia berjanji akan memastikan kepolisian turut menjaga operasional jalur sepeda di pusat Jakarta.

Dan, melansir laman betterhealth, rutin bersepeda menjadi salah satu solusi terbaik untuk mengurangi dampak gaya hidup pasif. Bersepeda merupakan jenis olahraga yang bisa dilakukan oleh orang dari berbagai usia ini tidak saja memiliki manfaat kesehatan secara fisik tapi juga bisa menjadi sarana rekreasi untuk menyegarkan pikiran.

Apakah benar demikian? Berikut beberapa penyuka gowes ini menceritakan pengalamannya bersepeda.

Ratna  Dewi (Oui), Komunitas Gowest6 – Jakarta

Ratna Dewi (Oui), Komunitas Gowest6 – Jakarta

“Menariknya bersepeda secara Kesehatan bisa meningkatkan kesehatan tubuh, keseimbangan (fleksibilitas), menguatkan tulang, meningkatkan stamina, dan mengurangi lemak tubuh. Sedangkan untuk rekreasi bisa menghilangkan stress, menikmati alam sambil bersepeda. Senang juga karena bertemu teman-teman komunitas sepeda yang lain, serta menemukan tempat-tempat baru dengan pemandangan yang oke.

Saya beberapa kali pernah juga bersepeda Jakarta-Bogor pulang balik dengan sepeda, sekitar lebih 100 km.  Biasanya jika mengikuti event sepeda kita akan memdapatkan selain jarak jauh kilometer, bisa juga sambil menikmati pemandangan alam, yang mungkin tidak bisa dilalui jika dengan berkendara mobil.  Pernah mengikuti event sepeda 150 k di Jogja, kemudian 100 k di Purwokerto, bersepeda ke Bali, Bangka, Surabaya, Semarang, Solo, Bandung, dan lainnya”.

Kadafi (Dafok Suker), Komunitas Seltro (Sepeda Lipat Bintaro) – Pamulang

Kadafi (Dafok Suker), Komunitas Seltro (Sepeda Lipat Bintaro) – Pamulang

“Bersepeda olahraga yang sangat santai dan benar-benar bisa menyaksikan pemandangan dengan puas. Tentu bermanfaat untuk kesehatan karena semua anggota tubuh dan otot-otot aktif seperti berenang. Dari sisi rekreasi bisa dilakukan bersama keluarga, rekreasi murah meriah.

Saya pernah sampai Curug Dendeng, di daerah Leuiwibatu, Rumpin, sekitar 46 km, jadi pulang-pergi 92 km. Sepanjang perjalanan, benar-benar bisa menikmati susana alam yang segar dan santai karena semua terbuka saat mengendarai seped. Kita bisa merasakan perjuangan tanjakan dan mendapatkan bonus yaitu turunan.

Satu hal lagi bagus, mahal, jelek, murah sepeda tidak jadi masalah yang penting digowes dan tidak perlu gengsi”.

Purwanta BS (Sulis) –  Kampung Makasar, Jakarta Timur

Sulis (kedua dari kanan) – Foto Dok. Pribadi

“Sekitar 3 tahun lalu, tepatnya November 2017, kami berempat sesama “Viet Touringers” memberanikan diri mengayuh sepeda dari Jakarta-Yogyakarta, tentunya kami sudah mempersiapkan fisik dan mental juga pengetahuan tentang pedalling, shifting, rasio gigi dan kerusakan-kerusakan ringan ketika terjadi di jalan. Route kami pilih lewat jalur Pantura. Gowes selalu kami mulai pada pagi hari dan baru berhenti sekitar pukul 22.00.

Selain olahraga, bersepeda sekaligus untuk rekreasi. Banyak pengalaman sepanjang jalan itu. Ketika perjalanan sudah hari ke-3, sampai di Bumiayu, Kabupaten Brebes hampir masuk wilayah Tegal, salah seorang ada kendala nonteknis dan harus berhenti di sana. Akhirnya kami belum sampai di Jogja, sepeda kami angkut kembali ke Jakarta. Semoga di tahun depan kami dapat mengulang perjalanan itu menuju Yogyakarta”

Andry Triyanto – Cibinong

Andry Triyanto – Cibinong

“Bersepeda bukanlah sekadar hobi. Apalagi hanya untuk rekreasi. Bersepeda, boleh dibilang, sudah menjadi kebutuhan. Kalau tidak bersepeda setidaknya sekali saja dalam seminggu, badan mulai terasa tidak enak.

Sekarang bersepeda, cukup satu atau dua jam saja. Yang penting, sudah masuk dalam zona training. Meski kadang, bersepeda bisa sampai setengah hari kalau sedang khilaf…he-he-he

Biasanya hanya bersepeda di jalur favorit para goweser di Bogor, seperti KM 0, Bukit Hambalang, Gunung Pancar, Gunung Geulis, Bumi Perkemahan Sukamantri, Pura Jagatkarta, dan lainnya. Jarak tempuh dari rumah mungkin sekitar 50 km yang paling jauh.  Pengalaman yang diperoleh ya, jadi tahu daerah-daerah yang belum pernah disambangi sebelumnya.”

Nurhayadi – Bekasi

Nurhayadi – Bekasi

“Banyak cerita pengalaman bersepeda. Sekitar akhir 2018. mau nggak mau saya ikut-ikutan gowes karena diminta komisaris perusahaan di mana saya bekerja. Sehari setelah beli sepeda di Senayan Trade Center, paginya pertama kali langsung saja bersepeda keliling kawasan Monas, saat itu jarak tempuhnya 6 km saja.

Saya beberapa kali ikut acara gowes bareng di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Bogor, Reuni Wong PAAPAT di Solo dan Semarang. Ternyata asyik juga. Gowes terjauh yang pernah saya lakukan hanya sekitar 40 km, start dari Bintara-Sumarecon Bekasi – Darmawangsa Residen – Bintara. Perjalanan ditempuh dalam 3 jam.

Banyak manfaat yang dirasakan saat bersepeda, selain olahraga tentunya memberikan dampak perasaan yang nyaman saat melihat lingkungan yang indah sepanjang perjalanan. Namun ada juga kejadian yang cukup membuat trauma, pagi itu saya saat sedang naik sepeda ditabtrak motor bagian kiri saya. Alhamdulillah, semua dalam keadaan baik-baik saja. Setelah 30 menit, saya merasa nyaman kembali dan melanjutkan gowes Kembali.”

Aninda – Jakarta

Aninda – Jakarta

“Bersepedan bagi saya selain untuk olahraga juga untuk refreshing, bisa bercanda dengan teman-teman”

Agung Sihananta W – Depok, Jabar

Agung Sihananta W – Depok, Jabar

“Untuk orang yang sudah cukup umur, 50 tahun ke atas, olahraga yang paling cocok salah satunya adalah bersepeda karena tidak membebani lutut dan bahkan baik untuk kesehatan jantung. Satu hal lagi, udara yang terhirup biasanya cukup bersih karena bersepeda seringkali dilakukan pada pagi hari yang berudara sejuk dan belum banyak polusi. Saya merasakan dampak yang signifikan untuk kebugaran tubuh, tidak mudah capek dan masuk angin. Bersepeda juga menjadi sarana rekreasi atau refreshing sehingga sangat menyehatkan jiwa.

Bersepeda paling jauh pernah saya lakukan di Bali, rata-rata bersepeda tiap hari 100an kilometer selama 3 hari, kegiatan ini disebut Bali Half Loop (keliling setengah Pulau Bali). Ada kepuasan tersendiri ketika mampu menuntaskan perjalanan tersebut. Batasan tubuh (limit kemampuan tubuh) serasa tidak ada batas karena hanya tergantung pada niat yang kuat dan tentu disiplin dalam menjaga stamina. Tentunya keindahan alam yang begitu menakjubkan dan suasana selama perjalanan menjadi pengalaman yang sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata”.

TIM REDAKSI NYALANYALI

Bagikan :

Advertisement