NYALANYALI.COM, Washington DC – Aku kerja di sebuah deli, kedai sandwich yang berada di daerah Foggy Bottom, Washington DC. Jarak antara kedai tempatku kerja, dengan Capitol Building, kira-kira hanya 2,7 miles.
Kusebutkan tentang Capitol Building, sebab setelah Amerika mendapatkan presiden terpilih, yaitu Joseph Robinette Biden Jr, yang lebih dikenal dengan nama Joe Biden, maka hari inagurasi, atau pengambilan sumpah dan pelantikan presiden terpilih menjadi presiden secara resmi akan diselenggarakan di Capitol Building pada 20 Januari 2021.
Maka sejak hari Jumat, 15 Januri 2021, daerah sekitar Capitol Building, sudah disterilkan dan dijaga ketat oleh pasukan pengaman. Dan tempat kerjaku, adalah sebuah titik yang termasuk dalam radius wilayah tersebut.
Tindakan strerilisasi dan pengamanan wilayah seputar Capitol Building menjelang inagurasi presiden di Amerika, setahuku, memang standardisasinya demikian. Sejak lebih sebelas tahun lalu tinggal di Amerika, aku sudah menyaksikan suasana tersebut, ketika inagurasi Presiden Obama putaran kedua, lalu inagurasi Presiden Trump, dan kemudian inagurasi Presiden Joe Biden ini.
Tapi, ada yang agak berbeda kali ini, bahwa pengamanan wilayah seputar Capitol Building, jelas-jelas sangat diperketat, kabarnya, sampai diturunkan pasukan pengaman sejumlah 25 ribu personil, termasuk di dalamnya adalah pasukan National Guard.
Mengapa? Kemungkinan sangat besar karenabelum lama di tempat ini pada 6 Januari 2021, terjadi riot, kerusuhan, yaitu orang-orang yang merupakan pendukung Presiden Trump, datang merangsek ke dalam Capitol Building, saat itu kongres sedang melaksanakan proses sertifikasi, atau pengukuhan hasil pemilihan umum, yang menyatakan bahwa Joe Biden, calon presiden dari partai Demokrat, adalah pemenang dalam pemilu tahun 2020 melawan calon dari partai Republik, inkumben Presiden Trump.
Maka, tak heran bila akhirnya, pihak pemerintah melakukan pengamanan yang jauh lebih ketat. Selain diturunkannya ribuan pasukan pengaman, juga daerah di sekitar lapangan yang terbentang memanjang dari depan Capitol Building sampai Lincoln Memorial, akhirnya dipasang fence, pagar besi tinggi, untuk menghindari orang masuk ke wilayah tersebut.
Pada keadaan “normal” artinya, ketika zaman sebelum ini, transfer kekuasaan dari presiden sebelumnya kepada presiden terpilih berjalan mulus, maka acara inagurasi presiden merupakan salah satu pesta rakyat. Masyarakat Amerika akan berbondong-bondong untuk hadir memadati sekitar Capitol Building, sampai ke lapangan panjang yang terbentang menuju Monumen Nasional. Bahkan keramaian akan tampak sampai ke Lincoln Memorial, tapi, kali ini hal itu, tidak mungkin terjadi.
Mengapa tidak mungkin? Alasan pertama, adalah masih dalam masa pandemi, kerumunan tidak diijinkan, jaga jarak, adalah suatu keharusan. Dan presiden terpilih Joe Biden, selama ini konsisten, untuk selalu menyerukan warganya memakai masker wajah, ia pun demikian di mana pun berada dan saat berkampanye sekalipun.
Alasan kedua, merupakan alasan keamanan setelah kejadian kerusuhan lalu, sehingga diputuskan bahwa masyarakat tidak dibolehkan hadir secara langsung dalam acara inagurasi presiden kali ini.
Akibat masyarakat tidak boleh hadir menyaksikan prosesi inagurasi, maka, sebagai gantinya, di lapangan depan Capitol Building, memanjang ke arah Monumen Nasional, “ditanam” sekitar 200 ribu bendera, yang diatur sedemikian rupa sehingga terlihat apik dan cantik, menawan dan semarak.
Ribuan bendera tersebut dimaksudkan untuk mewakili ribuan orang yang tidak mungkin hadir karena alasan pandemi dan diterapkannya pengamanan tingkat tinggi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Dan, inilah tiba saatnya, inagurasi Presiden Amerika yang ke-46, yaitu Joe Biden, dengan wakil presiden Kamala Harris, Rabu, 20 Januari 2021.
Aku sedang libur kerja, maka aku tak bisa tahu secara langsung seperti apa suasana di sekitar Washington DC siang tadi, jadi aku hanya menyaksikannya lewat layar televisi.
Tahun 2017, ketika Trump terpilih menjadi presiden, maka sebelum acara inagurasi, Trump datang bertemu dengan presiden sebelumnya, yaitu Barack Obama, untuk menerima penyerahan jabatan. Kali ini, semestinya pun demikian juga, Joe Biden akan bertemu dengan Presiden Trump untuk acara serah terima jabatan. Tapi rupanya adegan serah terima jabatan ini, tidak terjadi, sebab ketika aku bangun tidur tadi sekitar pukul 08.00, dan langsung menyimak berita di TV.
Acara TV sedang menyiarkan prosesi ketika Presiden Trump bersama first lady yang menumpang helikopter, meninggalkan rumah kediaman resminya selama ini, yaitu White House atau Gedung Putih, menuju ke Andrew Airport untuk menerima “a great honor” di hari terakhir kepresidenannya. Dari Andrew Airport, Trump beserta keluarga, menumpang pesawat kenegaraan menuju ke kediaman mereka di Florida.
Demikianlah, Presiden Trump tidak menghadiri acara inagurasi, pelantikan presiden terpilih Joe Biden menjadi presiden secara resmi siang itu di Capitol Building, namun Wakil Presiden Mike Pence, hadir dalam seremoni tersebut.
Apakah ada yang istimewa dalam acara pelantikan Presiden Joe Biden tersebut?
Membandingkan dengan acara inagurasi presiden sebelumnya, aku rasa tidak jauh berbeda, kecuali lapangan yang biasanya dipenuhi masyarakat yang hadir ingin menyaksikan acara, diganti dengan lautan bendera. Kalau yang senang memperhatikan dunia selebritas, maka artis serba bisa Lady Gaga kali ini bertugas membawakan national anthem, lagu kebangsaan Amerika Serikat, The Star-Spangled Banner. Dan artis Jennifer Lopez membawakan lagu yang mencerminkan kebersatuan, This Land is Your Land.
Secara keseluruhan, pelantikan Joe Biden sebagai presiden, dan Kamala Harris sebagai wakil presiden, seakan menggambarkan, bahwa kemajemukan di Amerika itu ada, dan kesetaraan itu nyata. Setelah kondisi masyarakat Amerika yang cukup terpecah belah dengan makin menguatnya isu yang terpicu akibat perbedaan ras selama empat tahun terakhir ini.
Salah satu tugas pemerintahan Joe Biden adalah membuat kehidupan di Amerika kembali aman, nyaman dan terhindar dari segala tindak kekerasan berdasarkan perbedaan ras, selain juga perhatian penuh untuk mengatasi pandemi, dan lain-lain hal yang berada dalam daftar panjang tugas presiden beserta jajaran pemerintahannya yang jelas-jelas bukan suatu hal yang sederhana dan mudah, demi kehidupan aman nyaman sejahtera berkesinambungan di Amerika.
Virginia, 20 Januari 2021, pukul 23.38
DIAN NUGRAHENI