“JENDERAL” DIRMAN

NYALANYALI.COM – Dirman namanya. Penjual bendera merah putih beragam ukuran dan bentuk itu mendorong gerobaknya entah sudah berapa kilometer jarak tempuhnya ini hari. Keringatnya sudah mengucur berliter sepertinya. Kemejanya basah. Sandal jepitnya makin menipis.

Berkibar-kibar bendera merah putih dalam gerobak, sesuai kecepatan Dirman mendorongnya, sesuai angin berembus saat itu.

Sudah lebih lima tahun katanya ia menjajakan bendera, setiap menjelang Hari Kemerdekaan, 17 Agustus. Tapi dua tahun terakhir tak pernah sesepi ini menurutnya. “Sepi yang beli. Dulu sehari bisa puluhan, sekarang tiga saja sudah bersyukur,” kata dia.

Menjual bendera memang bukan pekerjaan rutinnya. Kerja di luar bulan Agustus ia lakukan apa saja. “Kerja serabutan,” katanya.

Seperti ritual rutin, menjelang 17 Agustus, berjualan bendera adalah profesinya. Masuk-keluar gang, menyisir jalanan dan perumahan, menawarkan bendera merah putih baru. Mengingatkan untuk mengibarkan bendera sebagai bentuk kebanggaan warga negara, sebagai pengingat tak mudah punya dwi warna.

Dulu, sejak 1 Agustus bahkan sampai lewat 17 Agustus setiap rumah setiap keluarga mengibarkan bendera dengan riangnya. Anak-anak memasang merah putih dari kertas di sepeda-sepeda kecilnya, berlarian pula mengibarkannya. Ketua RT dan RW akan mengingatkan door to door untuk yang alpa memasang. Rasanya tak pantas jika merah putih tak berkibar di halaman rumah, sesempit apapun halamannya. Tidak ada alasan tak mengibarkan merah putih, penghargaan paling minim untuk para pahlawan yang telah bertaruh nyawa.

Dirman mengulurkan bendera merah putih baru. Harga tak jadi masalah, toh ia menjual setahun sekali, dan tak saban tahun pula ganti bendera.

Dirman mendorong gerobaknya lagi. Berlalu dan menyusuri jalan kembali. Merah putih berkibar-kibar di sana. Dalam sepi.

Dirman ini pun seorang “jenderal” setidaknya bagi keluarganya. Kepala keluarga yang tak putus asa berjuang setiap harinya. “Jenderal” yang mengingatkan orang-orang yang melihatnya. Saatnya mengibarkan Merah Putih. Setinggi-tingginya. Sedalam-dalamnya.

Terima kasih “Jenderal” Dirman.

S. DIAN ANDRYANTO

Bagikan :

Advertisement