Jalan-Jalan ke Amsterdam (02): Jelajah Kanal, Mengintip Red Light District

NYALANYALI.COM, Perjalanan – Negeri tulip ini memang dikenal sangat peduli pada kelestarian bangunan tuanya. Dan, Amsterdam sedikitnya memiliki 8.000 monumen yang dijaga kelestariannya oleh pemerintah setempat, tak hanya dalam bentuk bangunan, tetapi juga kanal, bahkan atmosfer dan pemandangan menjadi salah satu bagian dari kebijakan tersebut.

Yang tak kalah unik, fungsi dari monumen-monumen tersebut dapat beragam, asal sesuai dengan peruntukannya. Jadi, bangunan tua disini tak hanya difungsikan sebagai museum, tetapi bisa juga digunakan untuk hotel, apartemen, restoran, bar, kafe, pertokoan, sekolah, perkantoran, bahkan diperbolehkan pula sebagai tempat prostitusi. Wah!

Beberapa bangunan tua yang penting diantaranya adalah Royal Palace,.yang bergaya  klasik khas Belanda  dan dibangun oleh Jacob van Campen di abad 17. Semula, bangunan  ini berfungsi sebagai Town Hall (balai kota), kemudian diubah oleh Napoleon menjadi istana. Pada musim panas  Royal Palace dibuka untuk umum.  “Harta” lain Amsterdam adalah Nieuwe Kerk , gereja baru bergaya gothic ini setiap tahunnya menyelenggarakan pameran unik, dengan menampilkan karya-karya masterpieces pada era tertentu. 

Rumah-rumah tepian kanal


Sebagai kota terbesar di Belanda, kota ini terkenal tak hanya karena memiliki arsitektur nan indah, tetapi juga kesohor berkat penduduknya yang cinta pada kebebasan, budaya, serta sejarahnya. Tetapi jangan salah, Amsterdam yang dibangun begitu indah di masa keemasannya (1585 – 1672) adalah berkat kesuksesan usaha perniagaan yang  dilakukan VOC,  melalui perdagangan rempah asal nusantara. Jadi, saya boleh berbangga karena kekayaan bumi nusantara punya peran penting dalam pembangunan kota Amsterdam .

Meski tak seromatis Venesia, secantik Paris, atau se-metropolis New York, tetapi Amsterdam memiliki atmosfer yang sangat menggugah semangat untuk terus menjelajahinya. Dan, jangan tinggalkan Amsterdam tanpa melongok Kalverstraat, tempat berbelanja tertua (dari abad ke-12) sekaligus terpopuler di Belanda.

Sepanjang jalan ini, berderet toko tradisional hingga moderen yang masih mempertahankan bangunan tua, sehingga berjalan di lorong Kalverstraat menjadi sebuah pengalaman yang sangat mengasyikan.

Untuk menikmati keindahan Amsterdam dengan cara berbeda, Anda bisa menyewa sepeda untuk mengelilinginnya,  harganya pun tak terlampua mahal, sekitar 15 euro/ hari. Sementara berbagai informasi lengkap tentang tempat wisata di Amsterdam dan beberapa kota sekitarnya dapat ditanyakan ke Amsterdam Tourism & Convention Board (VVV), yang letaknya di depan Amsterdam Centraal Station. 

Setelah puas mengitari kota tua nan cantik ini, sambil menunggu malam tiba, saya habiskan waktu untuk menikmati cheese cake dan kopi di De Koffieschenkerij. Kafe bergaya vintage di tepi kanal ini sangat nyaman untuk melepas lelah, sembari menikmati pemandangan indah di sekitarnya.

Jelang malam, saya bersiap untuk mengimtip salah satu daya tarik Amsterdam yang lain, yaitu Red Light Distric atau Kawasan Lampu Merah. Lokasi yang seolah menjadi “wajib kunjung” bagi semua wisatawan yang datang ke kota ini.

Wilayah Red Light District, Amsterdam


Memang. Tak seperti di negara-negara lain, dunia prostitusi di negeri Kincir Angin ini memang dilegalkan dan dikelola secara profesional. Maka, jangan heran bila kawasan ini sama sekali tak “menyeramkan”. Bahkan sudah menjadi salah satu  ikon pariwisata Amsterdam. 

Kawasan yang konon telah ada sejak abad ke-14 berlokasi tak jauh dari Amsterdan Centraal Station. Kompleks prostitusi ini menempati lahan cukup luas di sepanjang kanal. Ciri khas berupa cahaya lampu yang didominasi warna merah ini menyeruak dari  balik jendela kaca bangunan tua yang antik. Deretan ruangan kecil yang tembus pandang memamerkan wanita dengan tampilan yang seksi.

Jelajah kanal

Selain menikmati pemandangan dari balik kotak kaca tersebut, kawasan ini juga menawarkan berbagai hal berkaitan dengan seks. Mulai dari sex shop, bioskop, kafe, hotel, bar, bahkan museum seks dan live show  khusus untuk dewasa. Lagi-lagi, untuk urusan seperti ini pun ada museum nya.  Di Sex Museum ada berbagai benda erotik bernilai sejarah dipamerkan, juga berbagai buku, foto, film, dan patung dari berbagai negara. 

Tak salah julukan The Living Museum imi disematkan untuk Amsterdam. Semua hal yang memiliki daya tarik bisa dijadikan museum di sini.

URRY KARTOPATI




Jalan-jalan ke Brugge Belgia

Jalan-jalan ke Khanty Mansiysk Rusia

Bagikan :

Advertisement