9 Jenis Sepeda Tak Kenal Maka Tak Sayang

NYALANYALI.COM, Hobi – Bersepeda itu mudah. Asal bisa menggowes meluncurlah sepeda ke manapun tujuannya.

Sepeda yang mula dirancang oleh Baron Karls Drais von Sauerbronn pada 1817 ini kemudian berkembang sebagai salah satu alat transportasi yang mendunia. Dan, yang terpenting ramah lingkungan.

Namun, dalam perkembangannya sepeda tak hanya satu jenis saja, sesuai peruntukannya pun berbeda bentuk dan fungsinya. Berikut 9 jenis sepeda dan perbedaan antara satu dan lainnya:

1. Sepeda Gunung
Sepeda ini cocok digunakan di area pegunungan dengan medan yang cukup berat. Sepeda Gunung juga dikenal dengan sebutan Mountain Bike (MTB), pertama kali diperkenalkan ke publik pada 1970 di sebuah arena perbukitan San Francisco.

Beberapa ciri sepeda gunung antara lain; memiliki rangka yang terbuat dari pipa berukuran besar sehingga lebih kuat dan kokoh dibanding jenis sepeda lain, ukuran rodanya 26” dengan tapak ban yang cukup lebar, tapak bannya dikhususkan memiliki kemampuan mencengkeram tanah dan batu di daerah perbukitan, memiliki shock breaker pada roda, terakhir sepeda gunung memiliki 3 gear depan dan 10 gear belakang. Sepeda gunung terdiri dari berbagai jenis tergantung dari suspensi dan medan yang dilalui.

2. Sepeda Hybrid
Sepeda hybrid merupakan perpaduan antara sepeda gunung dan sepeda balap yang sangat cocok digunakan di jalan raya. Bentuk rangka jenis sepeda ini mirip dengan sepeda gunung dan juga memiliki shock breaker pada roda depan. Namun ukuran diameter pipa dan rodanya mirip dengan sepeda balap, yaitu 27”. Bentuk ban sepeda hybrid memiliki permukaan yang sedikit bertekstur dengan ukuran ban yang lebih lebar dari sepeda balap. Sepeda ini cocok digunakan di jalan raya.

3. Sepeda Balap
Sepeda balap, serupa dengan namanya adalah sepeda yang memang dikhususkan untuk race atau balapan. Sepeda ini umumnya memiliki berat yang sangat ringan dibanding jenis sepeda lain sehingga mampu menghasilkan kecepatan yang tinggi di jalan raya. Ia mampu menghasilkan kecepatan hingga 60 km/jam tanpa menggunakan shock breaker.

Untuk mengenali sepeda jenis ini sangat mudah, cukup melihat bagian setirnya. Umumnya setir sepeda balap berbentuk melengkung pada bagian ujungnya supaya para pengendara mampu merendahkan tubuhnya sehingga mencapai aerodinameter yang ideal. Sepeda balap sendiri terdiri dari beberapa jenis yaitu aero, endurance, dan lightweighter.

4. Sepeda BMX
BMX adalah singkatan dari bicycle moto cross yang merupakan salah satu olahraga populer pada 1960-an di California, Amerika Serikat. Sepeda jenis ini dapat digunakan untuk balapan dengan mengkombinasikan atraksi-atraksi ekstrem yang seru sekaligus menegangkan. Olahraga sepeda BMX sendiri sangat populer di California dan saat ini juga sangat dikenal di Indonesia. Di Olimpiade Rio tahun 2018 lalu, Indonesia bahkan mengirimkan seorang atlet elite putra BMX yang bertanding pada seri BMX SX

5. Sepeda Lipat
Sepeda lipat ini bisa praktis dilipat sehingga cara penyimpanannya jauh lebih mudah, dapat dibawa dalam transportasi umum, apartemen hingga kantor. Sepeda jenis ini sangat cocok digunakan untuk rute pendek di jalan beraspal. Jangan sampai menggunakan sepeda lipat di medan berat. Sepeda lipat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan besarnya ukuran ban, yaitu ukuran standar (16 dan 20 inci) dan ukuran besar, 24 inci.

6. Sepeda Tandem
Sepeda tandem cukup unik karena memiliki dua pasang pedal dan dua kursi utama dalam satu rangka sepeda. Pada beberapa sepeda tandem juga memiliki hingga tiga kursi dan tiga pasang pedal. Sepeda jenis ini biasanya banyak ditemui di tempat wisata atau tempat hiburan keluarga.

7. Fixie Bike
Fixie bike atau sepeda fixie merupakan sepeda yang digunakan sehari-hari.. Penamaan fixie diambil dari kata fixed, karena menggunakan gear sepeda yang berbeda dari sepeda umumnya karena menggunakan sistem penggerak yang hanya memiliki satu gear yang tetap (fix) atau pakem pada roda belakang.

Sepeda fixie adalah sepeda yang paling sederhana, karena tidak memerlukan derailleur, shifter, double atau triple chainring crankset, bahkan bagi beberapa orang sepeda fixie tidak membutuhkan rem. Sepeda fixie tidak memiliki mekanisme freewheel, sehingga setiap perputaran roda akan diikuti perputaran pedal, baik ke depan atau ke belakang. Sepeda fixie tidak mengenal istilah coasting (meluncur). Coasting adalah istilah ketika kita tidak mengayuh pedal (pedal pada posisi diam) sepeda ketika sepeda bergerak.

8. City Bike
Seperti namanya, sepeda ini biasa dijumpai di perkotaan. Ciri khas sepeda ini memiliki keranjang pada bagian depan sepeda. Umumnya, pada bagian belakangnya, terdapat jok sepeda tambahan yang berfungsi untuk membonceng.

9. Touring Bike atau Commuter Bike
Touring atau commuter bike biasanya digunakan untuk berkendara jarak jauh.Dilengkapi dengan lampu penerangan yang berfungsi jika berkendara hingga malam hari. Rangka sepeda ini juga cukup kuat dan mampu menahan beban yang berat.

(dari berbagai sumber)

Bagikan :

Advertisement